1,816 research outputs found

    PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON PADA PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA

    Get PDF
    Bertambahnya aplikasi e-government serta kebutuhan komunikasi data berbasis teks, suara dan video pada pemerintah daerah menuntut tersedianya jaringan intranet berkapasitas bandwith yang besar. Pada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, kebutuhan bandwith intranet untuk melayani 38 kantor adalah sebesar 3.314 Mbps. Gigabit Passive Optical Network (GPON) merupakan salah satu teknologi jaringan fiber optik yang mampu mentrasfer data hingga 2,488 Gbps, minim biaya modal (CAPEX) dan biaya operasional (OPEX). Penelitian ini merancang jaringan fiber optik menggunakan teknologi GPON pada pemerintah daerah tersebut, serta menguji kelayakan perancangan menggunakan parameter-parameter performansi jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan jaringan fiber optik menggunakan teknologi GPON mampu memenuhi kebutuhan bandwith yang diperlukan, dengan kapasitas bandwith yang dihasilkan sebesar 3.530 Mbps. Hasil analisis Power Link Budget menunjukkan perancangan memenuhi kelayakan, dengan nilai margin daya terkecil sebesar 5,96 dB. Hasil analisis Rise Time Budget menunjukkan nilai rise time lebih besar dari 70% periode bit NRZ yang mengakibatkan bandwith maksimum terdegradasi sebesar 1.446 Mbps. Hasil analisis Signal to Noise Ratio menunjukan nilai SNR terkecil pada perancangan sebesar 37,47 dB. Hasil analisis Bit Error Rate menunjukkan nilai BER terbesar pada perancangan sebesar 1,24x10-19

    Kemiskinan Perempuan di Kabupaten Gresik

    Get PDF
    Kemiskinan perempuan tergambar dalam beberapa bentuk, antara lain: kemiskinan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan formal, terjadinya pernikahan usia dini, beban kerja ganda yang dialami, kekerasan dalam rumah tangga, minimnya partisipasi publik, terjadinya domestikasi perempuan, rendahnya upah kerja, dan rendahnya kewenangan mengambil keputusan. Sejarah kemiskinan perempuan diawali dari kondisi yang beragam. Perempuan mengalami kemiskinan karena memang dilahirkan dari keluarga miskin dan nenek moyangnya juga miskin, sehingga terjadilah pewarisan kemiskinan. Ada juga perempuan miskin yang dilahirkan dari keluarga kaya, kemudian perempuan itu menjadi miskin karena orang tuanya meninggal, padahal ketika orang tua masih hidup, sumber penghasilan ekonomi perempuan berasal dari usaha membantu kerja orang tua. Ketika orang tua meninggal, si perempuan dan suaminya tidak bisa lagi meneruskan usaha orang tuanya. Jadilah ia dalam kondisi kemiskinan. Ada juga perempuan miskin karena ditinggal mati suami atau diceraikan, padahal ketika masih bersuami, sumber penghasilan ekonominya hanya mengandalkan suami. Penyebab kemiskinan perempuan juga beragam. Ada yang berpandangan bahwa kemiskinannya terjadi karena takdir Tuhan. Ada juga yang berpandangan bahwa kemiskinannya karena kemalasannya sendiri, atau karena tidak punya keterampilan untuk bekerja, atau karena pendidikannya rendah sehingga sulit mencari pekerjaan. Ada juga yang berpendapat bahwa kemiskinan perempuan terjadi karena budaya patriarkhi (budaya yang lebih mengutamakan laki-laki dan menomorduakan perempuan), sehingga perempuan terbatasi ruang geraknya untuk keluar dari kemiskinan. Ada juga yang berpandangan bahwa perempuan mengalami kemiskinan dan pemiskinan karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang cenderung tidak memposisikan perempuan bisa keluar dari kemiskinan. Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam. Ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga yang karena kemiskinannya, kemudian diceraikan suami. Ada juga yang mengalami gunjingan dari tetangga karena kondisi kemiskinannya. Karena miskin, perempuan sering mengalami sub-ordinasi dan marginalisasi

    Kemiskinan Perempuan di Kabupaten Gresik

    Get PDF
    Kemiskinan perempuan tergambar dalam beberapa bentuk, antara lain: kemiskinan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan formal, terjadinya pernikahan usia dini, beban kerja ganda yang dialami, kekerasan dalam rumah tangga, minimnya partisipasi publik, terjadinya domestikasi perempuan, rendahnya upah kerja, dan rendahnya kewenangan mengambil keputusan. Sejarah kemiskinan perempuan diawali dari kondisi yang beragam. Perempuan mengalami kemiskinan karena memang dilahirkan dari keluarga miskin dan nenek moyangnya juga miskin, sehingga terjadilah pewarisan kemiskinan. Ada juga perempuan miskin yang dilahirkan dari keluarga kaya, kemudian perempuan itu menjadi miskin karena orang tuanya meninggal, padahal ketika orang tua masih hidup, sumber penghasilan ekonomi perempuan berasal dari usaha membantu kerja orang tua. Ketika orang tua meninggal, si perempuan dan suaminya tidak bisa lagi meneruskan usaha orang tuanya. Jadilah ia dalam kondisi kemiskinan. Ada juga perempuan miskin karena ditinggal mati suami atau diceraikan, padahal ketika masih bersuami, sumber penghasilan ekonominya hanya mengandalkan suami. Penyebab kemiskinan perempuan juga beragam. Ada yang berpandangan bahwa kemiskinannya terjadi karena takdir Tuhan. Ada juga yang berpandangan bahwa kemiskinannya karena kemalasannya sendiri, atau karena tidak punya keterampilan untuk bekerja, atau karena pendidikannya rendah sehingga sulit mencari pekerjaan. Ada juga yang berpendapat bahwa kemiskinan perempuan terjadi karena budaya patriarkhi (budaya yang lebih mengutamakan laki-laki dan menomorduakan perempuan), sehingga perempuan terbatasi ruang geraknya untuk keluar dari kemiskinan. Ada juga yang berpandangan bahwa perempuan mengalami kemiskinan dan pemiskinan karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang cenderung tidak memposisikan perempuan bisa keluar dari kemiskinan. Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam. Ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga yang karena kemiskinannya, kemudian diceraikan suami. Ada juga yang mengalami gunjingan dari tetangga karena kondisi kemiskinannya. Karena miskin, perempuan sering mengalami sub-ordinasi dan marginalisasi

    Pesona Kearifan Lokal Sebagai Wahana Peningkatan Produktifitas Ekonomi Masyarakat

    Get PDF
    This article is about to review related to the form of management, public participation, and the impact of management of tourism potential in Pangandaran beach. This is based on the reason that Pangandaran beach has the potential of exotic tourism that is supported by other nature tourism. The method used in this study is descriptive qualitative. Sources of research data include the community of West Pangandaran Country, a government of Pangandaran Country, Tourism Office of Pangandaran Regional, and investors. The location of this research is West Citizens Association (Rukun Warga-RW) Pangandaran, Pangandaran Country, West Java. The method used in data collection in this research is by observation, documentation, and interview. The data obtained in this study were analyzed by reduced and presented in descriptive data display, then drawn a conclusion. The method used to obtain the validity of data using triangulation of sources, theories, and methods. In the management of this tourism potential, Pangandaran beach has a form of community-based tourism management or Community-Based Tourism (CBT). Where this form of management put forward the concept of harmony between stakeholders, i.e. community, government and private (investors). However, in the management of this community-based tourism, the role of local people is prioritized, because the main objective is the welfare of the local community through economic improvement by utilizing the existing potential. This community engagement process is so long that it creates the ideal form of CBT management.Artikel ini hendak mengkaji terkait dengan bentuk pengelolaan, partisipasi masyarakat, dan dampak pengelolaan potensi pariwisata di Pantai Pangandaran. Hal ini dilandasi dengan alasan bahwa Pantai Pangandaran memililki potensi pariwisata eksotik yang diitunjang dengan wisata alam lainnya. Adapun metode yang digunakan dalam kajian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Sumber data penelitian meliputi masyarakat Dusun Pangandaran Barat, pemerintah Desa Pangandaran, Dinas Pariwisata Kab. Pangandaran, dan para investor. Lokasi penelitian ini adalah Dusun Pangandaran Barat, Desa Pangandaran, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam pengeumpulan data pada penelitian ini, yaitu dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan direduksi dan disajikan dalam display data deskriptif, kemudian ditarik kesimpulan. Metode yang digunakan untuk memperoleh keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teori dan metode. Dalam pengelolaan potensi pariwisata ini, pantai Pangandaran mempunyai bentuk pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). Di mana bentuk pengelolaan ini mengedepankan konsep keselarasan antara para stakeholder, yaitu masyarakat, pemerintah dan swasta (investor). Namun dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat ini, peran masyarakat lokal lebih dikedepankan, sebab tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat lokal melalui peningkatan ekonomi dengan memanfaatkan potensi yang ada. Proses pelibatan masyarakat ini sangat panjang sehingga menghasilkan bentuk pengelolaan CBT yang ideal

    Daya Pembengkakan (Swelling Power) Campuran Tepung Terigu Dan Tepung Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Terhadap Elastisitas Dan Kesukaan Sensorik Mie Basah

    Get PDF
    Elastisitas mie basah adalah sifat tekstural yang berhubungan dengan kekuatan atau konsistensi gel yang terbentuk. Salah satu faktor yang mempengaruhi elastisitas adalah daya pembengkakan (swelling power). Pengukuran swelling power dapat menentukan kemampuan pati untuk mengembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh swelling power campuran tepung terigu dan tepung kimpul terhadap elastisitas dan kesukaan sensorik mie basah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan dan satu kontrol, masing-masing tiga kali ulangan analisis. Analisis data menggunakan anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dan tepung kimpul terhadap swelling power. Namun ada pengaruh terhadap elastisitas mie basah, nilai elastisitas tertinggi (0,111 N) terdapat pada perbandingan campuran tepung terigu dan tepung kimpul 70%:30% dan nilai elastisitas terendah (0,051 N) terdapat pada perbandingan 50%:50%. Terdapat pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dan tepung kimpul terhadap kesukaan sensorik pada warna, rasa, dan kesukaan keseluruhan. Namun tidak ada pengaruh terhadap aroma dan tekstur mie basah. Tidak ada pengaruh swelling power terhadap elastisitas mie basah. Dari hasil penelitian sebaiknya maksimal substitusi tepung kimpul dalam pembuatan mie basah adalah 30%

    HUBUNGAN ANTARA KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN NIAT MEMBELI ULANG TOKO ONLINE OLX.COM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA FAKULTAS EKONOMI DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Get PDF
    MUHAMMAD FAHMI MUTTAQIN, the relationship between the ease of use and trust with the repurchase intention online shop OLX.COM in the commerce education student , Faculty of economics, at State University of Jakarta. The study was performed on college students of courses of education Commerce, Faculty of Economics, Universitas Negeri Jakarta, for the past 5 months since February 2017 until July 2017. The purpose of this research is to know the relationship between the ease of use and trust with the repurchase intention online shop OLX.COM at Commerce Education Program student, Faculty of Economics, Universitas Negeri Jakarta.. The research method used is the method used is the method the survey with korelasional approach. The technique of sampling technique used was simple random sampling as much as 84 respondents. The resulting regression equation is Ŷ = 46.621 + 0, 683X1 for variables are ease of use, and Ŷ = 0.862 42.347 + X 2 for the variable trust. Test of normality test IE analysis requirements using the Kolmogorov Smirnov Test with the test results can be known the significance of repurchase intention (Y) of 0.093 and Asymp. SIG 0.069, significance of the ease of use (X 1) of 0.096 and Asymp. SIG registration 0.055 and significance of belief (X 2) of Asymp and 0.091 Sig of 0.084. Because the data have a significance greater than 0.05 then the data deduced Gaussian. T-test was conducted and subsequently produced thitung ttabel1,993 > 6.605 for ease of use (X 1), thus it can be concluded that there is a positive and significant relationship between the ease of use with the repurchase intention and the determination coefficient values acquired for 0.347 showed that consumer confidence affect the repurcahse intentions of 34.7%. The next value of the thitung variable trust (X 2) thitung ttabel1,993 > 6.223, thus it can be concluded that there is a positive and significant relationship between trust with the repurchase intention and the determination coefficient values acquired for 0.321 showed that belief affect the repurchase intention of buying anniversary of 32.1%

    Hambatan Komunikasi Antar Budaya di Kalangan Santri (Studi Kasus Pada Santri Jawa, Betawi dan Madura di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang)

    Get PDF
    Al-Hikam Malang Students' Training Cottage has a variety of tribes and cultures. Like the Santri from Betawi and Madura, who occupy a new environment and are the same as the santri from other tribes like the Java tribe. Having different cultural backgrounds, allows for the emergence of barriers to intercultural communication. This research aims to find out what factors are the barriers to inter-cultural communication between the centers of Betawi and Madura and the Java centers in the Pondok Pesantren Students Al-Hikam Malang. In ethnocentrism, there are three factors that influence intercultural communication: social prejudice, stereotypes, and social distancing, and Larry A. Samovar and Richard A. Porter explain that there are six potential barriers to different intercultural communications. This research, using a qualitative approach, with type descriptive research, and base case study research. Research subjects are determined by researchers with purposive sampling techniques. Eight centers were chosen, three from Java and three from Betawi and two from Madura. Techniques of data collection through observations, Forum Group Discussion (FGD) and documentation obtained on the ground. As a result of the research of inter-cultural communication barriers of Java, Betawi and Madura, several driving factors experienced by each community that has different tribes and cultures in the same environment, such as the need to communicate with others in order to obtain the expected response, the need for information such as finding out or studying how behavior or norms are applicable and in accordance with the society in Java in particular the town of Malang. Meanwhile, of the six potential barriers to intercultural communication that Samovar and Porter exhibited, there were four potential obstacles that occurred: the reduction of uncertainty, prejudice, streotpye, and the search for similarities. Through these four known barriers, and also in ethnocentrism. It can be seen that there are still barriers to intercultural communication experienced by Al-Hikam Malang students from Java, Betawi students as well as Madura students in the Student Residence al-Hikam Malang

    PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL KIA PADA CV. AMAN ABADI MOTOR CABANG SUKABUMI

    Get PDF
    CV. Aman Abadi Motor Cabang Sukabumi merupakan salah satu perusahaan distributor yang menjual beragam macam jenis kendaraan bermotor dengan merek kendaraan KIA. Adapun permasalahan yang ada pada CV. Aman Abadi Motor Cabang Sukabumi dalam keputusan pembelian yaitu konsumen mengalami keraguan saat akan membeli produk karena adanya dorongan dari motivasi orang lain yang menjadikan pertimbangan bagi konsumen yang akan melakukan pembelian. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Faktor Psikologis Konsumen (X1), dan Citra Merek (X2), terhadap Keputusan Pembelian (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan asosiatif, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara, angket, dokumentasi perusahaan dan studi kepustakaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisa perhitungan koefisien determinasi bahwa korelasi antara Faktor Psikologis Konsumen dan Citra Merek sebesar 0,500 memiliki nilai hubungan dengan kriteria sedang, pengaruh Faktor Psikologis Konsumen terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0,223 lebih besar dari pada pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0,146. Besarnya pengaruh Faktor Psikologis Konsumen dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian sebesar 25% yang nilai tersebut berada pada kriteria lemah, sedangkan sisanya sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji hipotesis F hitung > F tabel yaitu 13.025> 2,37 sehingga Ho di tolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara Faktor Psikologis Konsumen dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

    Radikalisme Islam dalam Representasi Media di Thailand

    Get PDF
    This article intends to look at how Islamic radical (ISIS) is represented in the Thai media. The method used in this study is critical discourse analysis method proposed by Theo van Leuwen which focuses on how actors in the inclusion and exclusion in the news media. This study concluded on: first, The Bangkok Post, represents ISIS identical and just as dangerous as Muslim rebels in southern Thailand. ISIS issue be a way to marginalize the Muslim rebels in southern Thailand region of the country bordering the Malay Peninsula. Second, the Pattaya Mail purposely did not link the issue of ISIS in southern Thailand among the Muslim fighters because they would only weaken efforts to build integration and large associations vis a vis ISIS. Pattaya Mail prefers macro strategy, which attempts to include as many friends to confront a common enemy: ISI

    GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA SEMBUNGAN KIDUL KECAMATAN GRESIK

    Get PDF
    Jumlah yang aktif berkunjung ke posyandu lansia Desa Sembungan Kidul ada 80, sedangkan jumlah lansia yang tidak aktif berkunjung ke posyandu ada 45. Sebagian dari 80 lansia yang aktif berkunjung ke posyandu lansia meminta untuk diadakan 4 bulan sekali. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Posyandu Desa Sembungan Kidul. Desain penelitian adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebesar 125 lansia. Sampel penelitian ini adalah Lansia yang berusia 60 - 74 yang datang melakukan pemeriksaan kesehatan ke Posyandu Lansia. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan “Non Probability” dengan teknik “Purposive Sample”. Instrument dalam penelitian ini menggunakan Kuesioner. Analisis data adalah bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan dan penelitian dalam fenomena. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak (51,85%) Responden tingkat pengetahuannya baik tentang tahu. Sebanyak (57,41%) Responden tingkat pengetahuannya kurang tentang memahami. Simpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan lansia (tahu) tentang posyandu sudah baik dan tingkat pengetahuan lansia (memahami) tentang posyandu masih kurang. Diharapkan lansia mempertahankan tingkat pengetahuan lansia (tahu) yang baik sedangkan tingkat pengetahuan lansia (memahami) bisa ditingkatkan pemahamannya tentang posyandu agar bisa memahami pentingnya posyandu, tujuan posyandu dan manfaat posyandu
    corecore